Senin, 24 Maret 2014

Teori Vygotsky


TEORI VYGOTSKY
Rizki Situmorang
131301074
Kelompok 4 

Lev Semonovich Vygotsky lahir pada 5 November 1896 di Tsarist Rusia. Vygotsky merupakan salah seorang dari pengagum Piaget. Namun, walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi vygotsky tidak setuju dengan pandangan piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Dalam teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Menurutnya anak-anak lahir dengan fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir, dan menyelesaikan masalah yang melibatkan pembelajaran dalam hal tersebut.
Ada 3 Klaim dalam inti pandangan Vygotsky:
1.     Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental yaitu memeriksa asal usul dan transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya.
2.    Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentrasnformasi aktivitas mental si anak. Artinya kita harus memeriksa alat yang memperantarai dan membentuknya. Menurut Vygotsky, masa kanak-kanak awal (early childhood) menggunakan bahasa sebagai alat untuk membantunya untuk beraktivitas dan memecahkan problem.
3.    Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Di dalam ketiga klaim dasar ini Vygotsky mengajukan gagasan yang unik dan kuat tentang hubungan antara pembelajaran dan perkembangan.
Zone of Proximal Development
Zone of Proximal Development (ZPD) adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang yang dewasa atau anak yang lebih mampu. Sebagai contoh, ketika saya masih duduk di bangku sekolah Dasar, pelajaran yang paling tidak saya senangi adalah matematika (bahkan sampai sekarang sih) karena meurut saya itu pelajaran yang susah dan begitu banyak yang tidak saya mengerti dalam pelajaran tersebut. Nah, ketika ada tugas diberikan guru, saya mengerjakannya bersama dengan teman saya yang lebih mampu dalam bidang ini. Dengan belajar bersama dia, saya sedikit demi sedikit menjadi mampu mengerjakan tugas tersebut. Terkadang saya juga meminta bantuan kepada ayah saya. Dengan bekerja seperti itulah (meminta bantuan) cara saya dapat mengerjakan soal matematika sendiri. Heheheh….
Scaffolding

Scaffolding merupakan suatu istilah pada proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui Zone of proximal developmentnya. Scaffolding adalah memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut yang mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Begitu juga dengan saya sewaktu belajar main sepeda. Awalnya ketika saya dibelikan sepeda baru (ciyeee..) oleh ayah saya, rodanya masih ada empat, dua yang besar dan dua yang kecil sebagai roda bantu karena saya belum bisa main sepeda roda 2. setelah itu, ayah saya mencopot dua roda bantu sepeda tersebut. Nah, disini ayah saya mengajari saya cara mengayuh sepeda yang baik, cara memegang stang sepeda, menggunakan rem sepeda, dan yang paling penting saya diajarin cara menyeimbangkan tubuh. Pertama ayah saya masih memegang tempat duduk sepeda tersebut dari belakang agar saya tidak jatuh, lama kelamaan, ayah saya melepaskannya sedikit demi sedikit, dan akhirnya melepaskan genggamannya dari bangku sepeda namun masih mengikuti saya dari belakang. setelah itu ayah saya membiarkan saya bermain tanpa harus mengikuti saya dari belakang lagi.

Bahasa dan pemikiran
Vygotsky percaya bahwa anak- anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Ketika berpikir dan berbahasa, anak-anak sering berbicara untuk diri mereka sendiri “pembicaraan batin” (inner speech) dan dalam melakukannya anak tersebut mungkin jadi tampak berbicara dalam “egosentris”. Sebagai contoh sewaktu saya masih kecil (bahkan sampai sekarang) saya sering iri melihat teman saya yang lebih pintar, lebih mampu, lebih terampil dari diri saya sendiri. Jadi saya sering berkata dalam hati saya “kok dia bisa sih? Kok saya ngga bisa mengerjakan seperti yang dia buat (kok saya ngga bisa berprestasi seperti dia?).”

Apa yang menjadi perilaku manusia adalah proses penyesuaian diri dengan apa yang sesuai atau tepat (appropriate) dan menjadi harapan masyarakat/lingkungan (Vygotsky).



Sabtu, 22 Maret 2014

Pendekatan Pemrosesan Informasi


satu lagi nih guys....
     PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
INFORMASI, MEMORI, DAN PEMIKIRAN

Pendekatan pemrosesan informasi menyatakan bahwa murid mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun straategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir (thinking).
Menurut pandangan Siegler ada 3 karakteristik utama dari pendekatan pemrosesan informasi:
1.  Pemikiran
Menurut siegler berpikir adalah pemrosesan informasi. Ketika anak merasakan (perceive) melakukan penyandian (encoding), merepresentasikan dan menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses berpikir.
2.  Mekanisme pengubah
Dalam pemrosesan informasi fokus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan.
3.  Modifikasi diri
Arti penting dari modifikasi diri dalam pemrosesan informasi dicontohkan dalam metakognisi yang berarti kognisi tentang kognisi atau mengetahui tentang mengetahui.

MEMORI

Memori atau ingatan adalah retensi informasi dari waktu ke waktu, yang melibatkan encoding, penyimpanan dan pengambilan kembali
Rounded Rectangle: Penyimpanan
Retensi informasi dari waktu ke waktu
Rounded Rectangle: Pengambilan
Mengambil informasi dari gudang memori
Rounded Rectangle: Encoding 
proses memasukkan informasi ke dalam memori
 


                                                                                       
                                            


Encoding
Dalam bahasa sehari-hari, encoding banyak kemiripan dengan atensi dan pembelajaran. Atensi adalah mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental. Salah satu keahlian penting dalam memerhatikan adalah seleksi. Atensi bersifat selektif karena sumber daya otak terbatas.
Pengulangan. Pengulangan (rehearsal) adalah repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori. Pengulangan akan bekerja dengan baik apabila murid perlu menyandikan dan mengingat daftar item untuk periode waktu yang singkat.
Pemrosesan mendalam. Cara yang efisien untuk menyandikan informasi untuk memori jangka panjang yaitu dengan teori level pemrosesan, menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, dimana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih baik.
Elaborasi. Para psikolog segera menyadari bahwa ada lebih banyak cara untuk menyandikan yang lebih baik ketimbang pemrosesan mendalam yaitu elaborasi. Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Mencari contoh adalah cara yang bagus untuk mengelaborasi informasi.
Penyimpanan
Diantara aspek paling menonjol dari penyimpanan memori adalah tiga simpanan utama yang berhubugan dengan tiga kerangka waktu yang berbeda: memori sensoris, working memori (atau memori jangka pendek) dan memori jangka panjang.
MEMORI SENSORIS
Memori sensoris atau sensory memory mempertahankan informasi dari dunia dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama ketimbang waktu murid menerima sensasi visual, suara, dan sensasi lainnya.
MEMORI JANGKA PENDEK
Memori jangka pendek adalah system memori berkapasitas terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulangi atau diproses lebih lanjut, dimana dalam kasus itu daya tahan simpanannya bisa lebih lama.

MEMORI JANGKA PANJANG
Memori jangka panjang adalah tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relative permanen. Kapasitas penyimpanan memori jangka panjang pada manusia pada dasarnya tak terbatas.

Mengambil kembali dan melupakan
Setelah murid menyandikan atau menyimpan informasi dan mempresentasikannya dalam memori, mereka mungkin mampu mengambil kembali beberap informasi tetapi mungkin juga melupakan beberapa diantaranya.
Pengambilan Kembali. Ketika kita mengambil sesuatu dari “gudang data” mental, kita menelusuri gudang memori kita untuk mencari informasi yang relevan.seperti halnya dengan penyandian, pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga membutuhkan beberapa usaha.
Melupakan. Salah satu bentuk melupakan melibatkan petunjuk atau isyarat (cue). Cue dependent forgetting adalah kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif. Prinsip cue dependent forgetting sesuai dengan teori inferensial, yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penyimpanan, tetapi karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yang kita inginkan.

KEAHLIAN
Kemampuan kita untuk mengingat informasi baru tentang suatu subjek yang akan tergantung kepada apa yang telah kita ketahui tentangnya.
Keahlian dan pembelajaran
Mempelajari perilaku dan proses mental dari para ahli bisa membantu kita mendapat pengetahuan tentang bagaimana memandu murid agar menjadi pembelajar yang efektif. Yang dilakukan oleh para ahli adalah:
1.     Memerhatikan cirri dan pola informasi bermakna yang tidak dilihat pemula.
2.    Punya banyak isi pengetahuan yang diorganisasikan dengan cara yang merefleksikan pemahaman yang mendalam atas subjek tersebut.
3.    Bisa mengingat kembali aspek penting dari pengetahuan mereka tanpa banyak usaha.
4.    Bersikap adaptif dalam pendekatan mereka untuk situasi baru.
5.    Menggunakan strategi yang efektif.
Memperoleh keahlian
Latihan dan motivasi. Salah satu pandangan keahlian menyatakan bahwa latihan yang disengaja adalah syarat untuk menjadi seorang yang ahli atau pakar. Latihan yang panjang itu membutuhkan motivasi yang besar. Murid yang tidak termotivasi untuk latihan berjam-jam biasanya tidak akan menjadi pakar dalam area tertentu. Tetapi bukan hanya latihan dan motivasi saja yang perlu tetapi juga bakat.
Keahlian dan pengajaran
Menjadi pakar di area tertentu bukan berarti pakar itu bisa membantu orang lain mempelajarinya dengan baik. Pengetahuan isi pedagogis dibutuhkan untuk mengajarkan pelajaran secara efektif.

METAKOGNISI

Pengetahuan metakognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pikiran seseorang pada saat sekarang. Aktivitas metakognitif terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.
Perubahan Developmental
Hal ini mencakup pengetahuan umum tentang memori, seperti mengetahui tentang tes pengenalan lebih mudah ketimbang tes mengingat. Juga mencakup pengetahuan tentang memori seseorang seperti kemampuan murid memonitor apakah dirinya sudah cukup belajar untuk menghadapi ujian yang akan dilangsungkan minggu depan.


Model pemrosesan informasi yang baik
Presley dan rekan-rekannya mengusulkan model pemrosesan informasi yang baik dalam tiga bagian yang menggarisbawahi arti penting dari pengembangan strategi yang efektif. Model ini menyatakan bahwa kognisi yang kompeten adalah hasil dari sejumlah factor yang saling berinteraksi.
Strategi dan regulasi metakognitif
Menurut pressley, kunci pendidikan adalah membantu murid mempelajari serangkaian strategi yang dapat menghasilkan solusi problem. Kebanyakan anak mendapat manfaat dari penggunaan beragam strategi dan mengekplorasi strategi mana yang paling baik, kapan, dan dimana.

PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL


Hello blogger. postingan saya kali ini merupakan resume dari Psikologi Pendidikan yang baru saya pelajari. ngga baru juga sih. soalnya materi ini udah 2 minggu yang lalu, tp baru sempat saya posting hari ini. Jadi anggap aja masih baru, baru 2 minggu. hahahah :D            
 PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL
Pembelajaran (learning) merupakan pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman.
Pendekatan untuk pembelajaran
Behaviorisme berpandangan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Proses mental didefenisikan oleh seorang psikolog merupakan pikiran, perasaan, dan motif yang tak dapat diobservasi oleh orang lain. Menurut pandangan behavioris hal tersebut tidak dapat diobservasi secara langsung. Menurutnya pengkondisian klasik dan operan yang menekankan pada pembelajaran asosiatif (assosiative Learning).
Pengkondisian Klasik (Classical Learning)

Pengkondisian klasik merupakan tipe pembelajaran dimana suatu organism belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Untuk memahami pengkondisian ini, Ivan Pavlov (1927) membuat sebuah eksperimen. Dalam eksperimennya tersebut Pavlov menyajikan stimulus netral (bel) sebelum unconditioned stimulus (makanan). Stimulus netral tersebut menjadi conditioned stimulus setelah dipasangkan dengan unconditioned stimulus. Kemudian, conditioned stimulus (bel) itu sendiri bisa membuat anjing berliur.
Generalisasi, Diskriminasi, dan Pelenyapan
Generalisasi merupakan tendensi dari stimulus baru yang sama dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respons yang sama.
Diskriminasi dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli lainnya.
Pelenyapan (extinction) dalam pengkondisian klasik merupakan pelemahan conditioned response (CR) karena tidak adanya unconditioned stimulus (US).
Desentisisasi sitematis merupakan sebuah metode yang didasarkan pada pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dengan cara membuat individu mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan.

Pengkondisian Operan (Operan Conditioning)

Pengkondisian Operan juga dinamakan “pengkondisian instrumental” adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Tokoh utama dalam operan conditioning adalah B.F Skinner yang membuat percobaan seekor tikus dan dikenal sebagai Skinner Box, yang pandangannya didasarkan pada pandangan E.L Thorndike.
Hukum Efek (Law of Effect) E.L Thorndike
Prinsip bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif  akan diperkuat dan perilaku yang negatif akan diperlemah.
Penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment)
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang menigkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Reinforcement positive merupakan frekuensi meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Reinforcement negative merupakan frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Analisis Perilaku Terapan
Analisis Perilaku terapan merupakan penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia.
5 strategi untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan :
1.     Memilih penguat yang efektif
Penguat alamiah seperti pujian dan privalese biasanya lebih dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi seperti permen, mainan dan uang.Prinsip Premack menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi bisa berfungsi sebagai penguat aktivitas berprobabilitas rendah.
2.    Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu
Untuk mendapatkan penguat yang efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan sesuatu.
3.    Memilih jadwal penguatan terbaik
Suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respons.
4.    Menggunakan perjanjian
Menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati.
5.    Menggunakan penguatan negatif secara efektif

Menggunakan Prompt dan shaping
Prompt merupakan stimulus atau syarat tambahan yang diberikan sebelum suatu respon lain meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.
Shaping yaitu mengurangi perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mendekati perilaku sasaran.

4 langkah untuk mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
1.     Menggunakan penguatan diferensial
Guru memperkuat perilaku yang lebih tepat atau yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan anak.
2.    Menghentikan penguatan (pelenyapan)
Strategi dalam penguatan ini ialah menarik penguatan positif terhadap perilaku tidak tepat atau tidak pantas.
3.    Menghilangkan stimuli yang diinginkan
Time-out yaitu menjauhkan individu dari penguatan positif.
Respons cost yaitu menjauhkan penguatan positif dari individu.
4.    Menyajikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)



TEORI KOGNITIF SOSIAL BANDURA

Teori kognitif sosial (social cognitive theory) menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga factor perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif mungkin berupa ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan ; faktor sosial mungkin mencakup pengamatan murid terhadap perilaku orangtuanya. Pendekatan perilaku kognitif ini bertujuan untuk membuat murid memonitor, mengelola, dan mengatur perilaku sendiri ketimbang dikontrol oleh faktor dari luar (eksternal).
Pembelajaran observasional yang juga dinamakan modeling atau imitasi, adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.

Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group.

Kamis, 13 Maret 2014

Teknologi dalam Pendidikan


PERANAN TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN


Seperti yang kita ketahui, perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini sudah berkembang sangat pesat. Hampir di setiap kehidupan kita, kita menggunakan teknologi. Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Banyak juga orang di zaman sekarang ini yang menghabiskan waktu mereka berkutat dengan teknologi, misalnya penggunaan handphone, gadget, iPhone dan masih banyak lagi.  
Teknologi merambah ke semua bidang. Mulai dari bidang ekonomi, pemerintahan, sosial sampai politik, dan juga termasuk di dalamnya dunia pendidikan. teknologi berperan penting dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dari kemajuan TI karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Mulai dari eksplorasi materi-materi pembelajaran berkualitas seperti literature, jurnal, dan buku, sampai membangun forum-forum diskusi ilmiah, semua itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa mengalami hambatan berarti karena setiap individu dapat melakukannya sendiri. Peserta didik juga dapat mengakses informasi sebelum pelajaran dimulai melalui handphone atau gadget mereka, dapat membuat tampilan tugas-tugas baik softcopy maupun hardcopy lebih menarik dengan banyaknya gambar-gambar ataupun desain-desain yang banyak beredar di internet seputar tentang pendidikan. Pendidikan di zaman sekarang ini juga lebih bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya karena kemajuan teknologi ini.
Banyak dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi ini. Banyak dampak positif yang ditimbulkannya dalam dunia pendidikan, namun di samping itu banyak juga dampak negatifnya.
Berikut dampak positif dari teknologi dalam dunia pendidikan:

1.  Peningkatan pembelajaran
Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini seperti kamera digital, proyektor, perangkat lunak, computer, power point, alat visualisasi yang berbentuk 3D dapat meningkatkan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Guru/dosen dapat menggunakan teknologi tersebut untuk mengoptimalisasi proses pengajaran yaitu dengan menampilkan materi pelajaran dalam bentuk yang lebih menarik, misalnya pelajaran tersebut dibuat dalam bentuk visualisasi 3D dengan gambar-gambar yang menarik seputar tentang pelajaran tersebut. Hal ini dapat membantu peserta didik untuk mengetahui lebih jelas dan lebih memahami pelajaran tersebut.


2.    Buku Elektronik

 
Buku elektronika atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan computer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringan dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih menarik bagi penggunanya dan lebih kaya dibanding dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh computer dan yang lebih menguntungkannya lagi dapat diakses semua orang.
3.  E-Learning
 

Beragam defenisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, yang formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.
4.    Perpustakaan Digital/Digital Library
 

Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek inforamsi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek inforamsi seperti dokumen, gambara dan database dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya perpustakaan digital terdapat 2 dampak yaitu dampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di berbagai negara, dapat membantu peneliti dalam peneyelesaian penelitian, dan terjadinya tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar. Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya plagiat, tidak adanya lisensi hak cipa dan sumber daya manusia belum siap akan kebutuhan digital library yang sangat dibutuhkan.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi dalam dunia pendidikan:
1.  Banyak terjadi kecurang
Kecurangan merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi misalnya kecurangan dalam ujian. Banyak peserta didik sekarang ini yang memanfaatkan fasilitas internet untuk berbuat curang pada saat ujian dengan cara mencari informasi dari internet seputar soal-soal yang diujiankan karena semuanya sudah tersedia di google.
2.  Para peserta didik banyak menjadi malas
Kemajuan teknologi juga membuat peserta didik menjadi malas. Jika ada tugas, tinggal di copypaste dari internet karena semuanya telah tersedia disana. Tinggal mengetikkan keyword, akan banyak laman-laman ataupun link yang ditampilkan terkait dengan keyword yang diketikkan sesuai dengan kehendak kita.
3.  Banyak juga yang kurangnya fokus pada saat proses belajar mengajar
Karena banyaknya handphone-handphone yang canggih sekarang ini, seperti gadget-gadget maupun iphone yang di dalamnya banyak menyediakan berbagai games yang menarik, sosial media yang semakin bertambah, youtube dan lain-lain, menjadikan peserta didik terkadang kurang fokus dalam belajar. Mereka lebih banyak berkutat ke gadget mereka daripada ke pelajaran. Sampai-sampai ketika guru/dosen sedang mengajar banyak peserta didik yang tidak memperhatikan karena mereka sibuk dengan aktivitas di sosial media, main games di gadget mereka. Ada juga peserta didik yang asyik berfoto-foto ketika guru/dosen sedang menerangkan pelajaran. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif dalam proses pembelajaran.

 Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group